Sabtu, 31 Maret 2018

Wijnaldum Sempat Frustasi karena Masalah Perut

Gelandang Liverpool itu mengalami diare yang membuatnya kehilangan bobot dan absen sekitar satu bulan.

LIVERPOOL - Terungkap sudah alasan gelandang Liverpool FC Georginio Wijnaldum harus absen selama hampir satu bulan. Meski sempat konsisten mengisi komposisi starter The Reds musim ini, namanya menghilang dalam dua laga Liga Primer sebelum kembali sebagai pemain pengganti menghadapi Manchester Uniterd (MU) FC, 10 Maret lalu.

Selanjutnya Wijnaldum hanya terlibat selama 70 menit dalam pertandingan melawan Watford FC yang berakhir 5-0, pekan lalu. Ia turut membantu timnya unggul tiga gol sebelum digantikan Alex Oxlade-Chamberlain. Wijnaldum mengungkapkan secara detail kepada De Telegraaf, soal yang dialaminya sehingga harus absen cukup lama membela The Reds.

"Saya terbangun di satu malam dan mengalami diare yang cukup parah," kata mantan pemain Newcastle United FC itu menjelaskan. "Esok paginya dokter tim datang memeriksa lalu mengharuskan saya untuk meninggalkan sesi latihan tim agar infeksi yang saya alami tidak menular kepada rekan-rekan satu tim."

Wijnaldum menambahkan staff medis belum dapat memastikan bakteri atau virus apa yang menyebabkan dirinya mengalami diare hingga lima hari setelah dirinya melapor. "Mereka sempat mengambil sampel darah, namun tidak menemukan kejanggalan apa pun," kata Wijnaldum. "Hingga akhirnya mereka memutuskan memeriksa juga sampel feses saya."

Setelah menerima pengobatan pun, Wijnaldum masih harus menerima efek samping yang membuatnya harus kembali bekerja keras dalam sesi latihan. "Mereka memberi saya antibiotik, setelah merasa tidak nyaman akibat mengonsumsi obat itu saya perlahan berhenti mengalami gejala diare seperti beberapa hari sebelumnya," ujar Wijnaldum.

Akibat dari begitu banyaknya zat yang keluar dari tubuh, menyebabkan sang gelandang kehilangan bobot tubuh cukup drastis. "Saya harus kembali mengembalikan kebugaran saya dalam latihan setelah kembali ke tim," kata Wijnaldum menambahkan. 

Ia sempat menilai belum menemukan kembali sentuhan irama yang pas untuk bermain bersama rekan setimnya seperti saat sebelum absen. Hal tersebut ia sampaikan langsung kepada sang pelatih di tengah pertandingan, yang mendorong Klopp mempersiapkan Oxlade-Chamberlain sebagai pengganti bagi dirinya.

Pemain yang sempat menimba ilmu di akademi sepakbola Feyenoord itu, dipanggil oleh pelatih timnas Belanda Ronald Koeman untuk mengisi skuat yang menjalani dua laga uji coba. Ia akan berpeluang turun ketika Belanda menjamu Inggris yang mungkin mempertemukannya dengan Oxlade-Chamberlain sebagai lawan. *CR4 

Sakit Maag dan Ibadah Puasa

Siapa bilang penderita maag tidak boleh berpuasa? Justru dengan berpuasa, penderita maag akan merasakan efek positif dan merasakan kondisi penyakitnya membaik. Kok bisa? Hal ini karena pola makan yang teratur pada saat sahur dan berbuka justru membuat kondisi penyakit ini membaik.

KALAU begitu, apa yang harus dilakukan penderita maag agar si penyakit yang menyerang lambung ini tidak mengganggu ibadah puasa dengan rasa nyeri yang sering ditimbulkannya? Yang jelas, para penderita maag harus jeli dalam menentukan asupan makanan. Ada baiknya penderita maag menghindari makanan yang menyebabkan atau memperberat gejala sakit maag.

Lalu, apa saja makanan yang harus dihindari? Makanan dan minuman yang harus dihindari yaitu yang banyak mengandung gas, di antaranya sayuran seperti sawi dan kol, buah-buahan seperti nangka dan pisang ambon, makanan berserat tertentu seperti kedondong dan buah yang dikeringkan, serta minuman yang mengandung gas seperti minuman bersoda. Intinya, para penyandang maag sebaiknya menghindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti kopi, sari buah sitrus, atau susu full cream.  

Selain itu, hindarilah golongan makakan yang sulit dicerna dan yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Maklum saja, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan peregangan di lambung, yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung. Makanan yang dimaksud di sini seperti makanan berlemak, cokelat, dan keju. Makanan yang  secara langsung merusak dinding lambung juga harus dihindari, terutama yang pedas dan merangsang, seperti merica, cabai dan cuka. Jadi, makan baso yang panas mengepul dengan cuka dan sambal yang pedas jelas dilarang. Apakah mi juga termasuk yang sebaiknya tidak disantap? Ya, sebaiknya makanan ini Anda hindari.

Bagi penderita maag, ada beberapa sumber karbohidrat yang disarankan dihindari, antara lain beras ketan, mi, bihun, jagung, ubi, singkong, tales, dan dodol. Agar kondisi perut tetap fit, ada baiknya Anda menyantap makanan rumahan. Selain itu, memaksakan diri menyantap makanan berempah yang merangsang hanya akan "melukai" lambung.

Berbekal  pengetahuan akan makanan yang boleh disantap para penderita maag selama puasa Ramadhan, tentunya akan membuat ibadah puasa lebih lancar dan  khusyuk. Bagaimana dengan Anda? (AYA)

Jumat, 30 Maret 2018

Telur Ayam Kampung

Telur ayam kampung dijual sistem butiran. Berbeda dengan telur ayam negeri, yang dijual sistem kiloan. Harga telur ayam kampung per butirnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan telur ayam negeri.

Penyebab harga lebih mahal adalah kuantitas produksi telur ayam kampung lebih sedikit ketimbang telur ayam negeri. Selain itu, kualitas gizinya pun jauh lebih baik.

Pilihan pembeli, jika mengutamakan kualitas, maka, mereka cenderung memilih ayam telur kampung. Kalau semua telur dianggap sama, maka, mereka mengonsumsi telur apa saja.

Soal kualitas memang terbukti oleh uji gizi, mineral, asam amino, dan kandungan yang lainnya.

Jika uang tidak menjadi masalah, memang lebih baik memilih telur ayam kampung. Silakan dibuktikan. Untuk keterangan, silakan hubungi handphone /WA 0812 345 6789.

Rabu, 28 Maret 2018

Waspada, Katarak Bisa Menyerang Si Kecil

Berkaca dari cerita Asri Welas dan bayinya, ada beberapa kondisi kesehatan yang ternyata tak terelakan dan bisa terjadi pada buah hati. Dan salah satu penyakit yang bisa membayangi para malaikat kecil ini adalah katarak. 

Salah satu penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh, adalah katarak. Suatu kondisi di mana lensa mata menjadi keruh, karena ada bagian pada area lensa mata yang tampak seperti berawan. Kondisi tersebut menghalangi cahaya masuk ke retina, sehingga menimbulkan masalah penglihatan. Proses kerusakan ini biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia. 

Meskipun banyak diderita orang yang berusia lanjut, ternyata katarak juga bisa diderita pada anak usia dini. Katarak tersebut biasa disebut dengan katarak kongenital. Gejala yang mungkin timbul pada mata si kecil adalah adanya bercak keputihan di pupil, bola mata tampak tak seimbang, dan anak akan mudah silau bila terkena sinar matahari.

Sama seperti katarak pada umumnya, katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa mata yang terjadi sejak lahir. Lensa mata memiliki fungsi memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina sehingga objek bisa terangkap mata dengan jelas. Bila ada katarak, maka cahaya yang masuk ke mata tersebar karena lensa mata keruh, sehingga objek yang tertangkap mata menjadi kabur dan terdistorsi. 

Waspadai Obat yang Diminum Saat Hamil 
Banyak hal yang memengaruhi seorang bayi dapat terlahir dengan katarak. Seperti faktor genetik, infeksi ketika masih dalam kandungan, atau rendahnya berat badan bayi saat lahir. Selain itu, katarak kongenital juga bisa disebabkan trauma, diabetes, atau inflamasi. 

Bila katarak kongenital disebabkan oleh genetik, kelainan terjadi pada saat proses pembentukan protein untuk mempertahankan transparansi dari lensa mata alami tidak berjalan normal, sehingga mengakibatkan adanya noda keruh pada lensa mata. Jika katarak kongenital terjadi sejak di dalam kandungan kemungkinan sang ibu memiliki infeksi seperti  campak atau rubella, herpes, cacar air, dan toksoplasmosis.

Obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan reaksi yang menyebabkan katarak. Seperti antibiotik tetrasiklin yang  digunakan untuk mengobati infeksi saat hamil. Sebaiknya, sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu ketika sedang mengandung, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar tak memengaruhi janin.

Deteksi Dini dengan Mainan
Untuk mendeteksi kemungkinan katarak yang diderita bayi, kita bisa melakukan beberapa cara. Pertama, coba beri bayi kita mainan dengan warna yang cerah seperti biru, hijau, kuning, atau merah. Kemudaian gerakkan mainan tersebut ke berbagai arah secara perlahan. Lalu, amati respon bayi kita. 

Bila pandangan bayi mengikuti arah gerak mainan dan berusaha untuk menggapainya, maka bayi mengeluarkan respon yang normal. Namun, bila bayi tidak mengeluarkan respon apapun, maka ada kemungkinan bayi kita terkena katarak dan segera konsultasikan pada dokter. 

Sementara itu pada anak, ada beberapa gejala katarak yang bisa kita waspadai. Antara lain lensa mata tak jernih, kesulitan membaca atau melihat jarak jauh, penglihatan ganda, serta ukuran lensa kacamata yang sering berubah.

Bisa Sebabkan Kebutaan
Diolah dari laman WebMD, katarak kongenital bisa menghambat penglihatan atau bahkan menyebabkan kebutaan. Diperlukan operasi katarak  sesegera atau sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi agar nantinya bisa berkembang secara normal. 

Prosedur operasinya adalah dengan mengangkat lensa alami bayi, yang kemudian digantikan dengan lensa buatan, menggunakan lensa kontak, atau mengenakan kacamata setelah operasi. Bila melewatkan  tindakan koreksi tersebut, penglihatan anak bisa berkurang dan perkembangan normal indera penglihatan bayi akan terhambat.

Prosedur operasi ini juga memiliki risiko, karena bisa menyebabkan glaukoma. Glaukoma ini terjadi bila tekanan pada mata terlalu tinggi. Akibatnya akan ada kerusakan permanen struktur dalam mata ketika pengobatan tidak dilakukan dengan baik. 

Meskipun tindakan operasi dinilai sebagai jalan keluar utama untuk menyembuhkan katarak, tetap sulit dilakukan prediksi apakah penglihatan anak akan menjadi lebih baik atau tidak. Namun yang jelas, akan selalu ada pengurangan kemampuan penglihatan pada anak yang mengalami katarak kongenital. 

Seperti tertulis dalam NOVA.id, operasi katarak sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia 3 bulan agar retina tetap berkembang bagus. "Sebelum 3 bulan, kan, kita sudah bisa tahu jantung dan perkembangan otaknya bagus. Kalau setelah itu, meski katarak dibuang, lensanya diganti baru, dan ukurannya jadi nol, tetap kurang karena retina tidak berkembang," tutur Dr. Abdul Manan Ginting, Sp.M., spesialis mata dari Jakarta Eye Center.

Memasuki usia 3 bulan hingga 2 tahun, penglihatan bayi berkembang pesat. "Pada anak-anak dengan intelegensia cukup, usia 2 tahun kemampuan melihatnya sudah mendekati 100 persen. Itu sebabnya, operasi katarak sebaiknya tidak dilakukan lebih dari usia 3 bulan," jelas Dr. Ginting.

Setelah melakukan prosedur operasi, anak perlu melakukan terapi amplyopia yang bertujuan untuk membiasakan pasien anak dengan kondsisi mata yang baru. jangan khawatir, tak semua katarak kongenital harus dioperasi. Konsultasikan pada dokter untuk menentukan penanganan yang tepat sesuai kondisi yang dialami anak kita. @Dionsysia Mayang Rintani

Senin, 26 Maret 2018

Ibran Pulang, Asri Welas Siaga

Cobaan yang tak ringan tengah menimpa Asri dan suami. Katarak yang umumnya mendera para lansia, justru diderita sang anak yang baru 5 bulan. Kok bisa?

Setelah keluar-masuk rumah sakit untuk menjalani operasi pengangkatan katarak pada kedua matanya, anak kedua Asri Welas, Rayyan Gibran Ridharaharja atau Ibran, sudah dibolehkan pulang, Jumat, 15 September 2017 lalu.

Asri dan suami tentunya lega. Tapi, sudah kelar kah urusan kesehatan sang buah hati mereka itu? 

Belum. Asri sedang menunggu hasil tes metabolik yang dikirim ke Malaysia, untuk mencari tahu penyebab katarak pada kedua mata anaknya. 

"Recovey-nya kalo kemarin itu, enggak ada hubungannya sama katarak. Kenapa Ibran darah rendah, itu karena kekebalan tubuh dia menurun akibat bolak-balik selama dua bulan di rumah sakit," ujar Asri.

Ragu Katarak
Asri mengaku pertama kali mengetahui Ibran terkena katarak saat anak pertamanya, Ibam, menepuk tangan di depan mata adiknya yang sedang tiduran. namun Ibran tak berkedip.

"Padahal saya dan suami berkedip. Itu kan refleks sebenarnya. Dari situ (diketahui) ada sesuatu di matanya," ungkap Asri.

Asri dan Galih, sang suami melihat ada bintik putih di kedua mata Ibran. "Mereka langsung membawa sang buah hati ke dokter spesialis mata.

Namun - seperti disampaikan Galih - indikasi awalnya Ibran berjalan normal. Seperti bubbling, melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar, dan ketika dipanggil menengok. Namun, mulai usia 2 bulan, bila Ibran melihat sesuatu menjadi tidak fokus, ditandai dengan matanya yang goyang-goyang terus menerus.

"Waktu itu masih ragu, katarak atau bukan ? Karena Ibran masih ngikutin cahaya. Akhirnya kita periksa ke dokter."

Faktor Keturunan 
Begitu Ibran sudah pulang ke rumah, Asri dan suami malah makin sibuk merawatnya ekstra. Apalagi, kebutuhan asupan makanan dan minuman Ibran masih dibantu menggunakan selang.

"Ada yang oral, ada yang dari selang selama dia masih belajar untuk menghisap cepat, karena kemarin sempat delay menunggu sariawannya mengering. Kalau sariawannya sudah sembuh, bisa lewat dot lagi," jelas peman film, Cek Toko Sebelah itu.   

Lantas, Ibran pun harus menggunakan kaca mata plus 16 untuk mengganti lensa kedua matanya yang diambil setelah operasi. Maka, Ibran harus selalu diawasi agar tak memegang matanya. 

"Kalau tangannya megang mata harus dijagain. Yang memakaikan pertama kali eyang-nya. Dari gerak jadi freeze," kenang Asri.

Selama proses pemulihan, kacamata harus selalu dipakai. Jika tidur dan mandi dilepas sebentar saja. Bahan kacamata yang digunakan Ibran lembut dan berbingkai karet seperti kacamata renang.

Kemudian, kamar Ibran juga harus terang. Supaya retinanya dapat beradaptasi.

"Dulu urat-urat di matanya belum kelihatan sama sekali, sekarang setelah pakai kacamata selama 3 hari, muncul urat-urat di matanya. Artinya, retinanya mulai menerima, mulai berkembang baik," cerita Asri.

Lalu bagaimana dengan pekerjaan Asri?
Syukurlah tetap berjalan. Toh ia kadung terikat kontrak. Ia tetap syuting sinetron, dan Oktober mendatang bakal ke Sumba.  

"Nah untungnya, (syuting) sinetronnya dekat dari rumah. Rumah saya di Cibubur, tempat sinetronnya sejengkal," ujar Asri.

Selain punya dokter kepercayaan, demi mengurus anak, Asri dibantu Ibu Nurhayati, neneknya Ibam dan Ibran.

Tapi, kenapa si kecil yang baru 5 bulan itu bisa terkena katarak? 
Asri belum bisa menjawab. Karena hasil pemeriksaan metabolik Ibran yang dikirim ke Malaysia, belum datang hasilnya. Jika pun lantaran faktor genetis atau keturunan, Asri dan Galih juga tak tahu. Karena keduanya belum memeriksakan diri masing-masing.

"Tetapi selama yang saya tahu di keluarga saya, enggak ada bayi yang punya katarak, tapi enggak tahu dulu jaman-jaman sebelumnya," kata Galih.

Daripada menebak-nebak, kenapa kalian berdua tak segera periksa saja sih? @Cecilia Ardisty 

Ajari Pola Makan Sehat pada Katy Perry & Gal Gadot


OLAHRAGA rutin menjadi hal wajib saat kita mau menurunkan berat badan. Tapi pola makan yang tepat juga sama pentingnya untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Pelatih kebugaran selebritis sekaligus pakar kesehatan, Magnus Lygdback, mengajarkan  hal yang serupa pada kliennya. Termasuk Alicia Vikander, Gal Gadot, dan Katy Perry, yang menjadi kliennya.

“Saya bekerja dengan banyak wanita kuat. Biasanya saya suka membantu mereka pergi ke gym dan mulai melakukan angkat beban. Selain itu berhentilah merasa bersalah setelah menyenangkan dirimu sendiri (dengan makanan),” kata Magnus kepada situs popsugar.

Pada kliennya, seperti Katy Perry, Magnus membantu melakukan latihan kekuatan sehingga penyanyi lagu “Rear” ini memiliki tubuh yang ramping dan terbentuk. Tapi, tidak hanya olahraga yang membuat tubuh Katy Perry terbentuk dengan baik dan sehat. Magnus juga membantu Katy Perry serta kliennya yang lain untuk mengubah “hubungan” mereka dengan makanan. Sehingga mereka bisa tetap bahagia saat makan, tapi juga merasakan manfaat kesehatan.

“Berapa banyak perempuan yang bisa makan sepotong pizza tapi tidak merasa bersalah? Saya kira tidak banyak,” ujarnya.

Diet dan menekan pola makan Selama enam hari dengan “cheat day” pada satu hari penuh tidak menjadi pola Magnus.

“Polanya 17 dan 20. Kamu harus menikmati tiga jenis makanan dari total 20 jenis yang kamu konsumsi. Itu filosofi saya,” katanya.

Magnus menjelaskan dengan melakukan olahraga kekuatan secara rutin, setiap orang bisa lebih bebas dengan makanan. Prinsipnya, kita membakar apa yang kita makan untuk mendapatkan massa otot lebih.

“Jadi, tiga jenis makanan tadi seharusnya tidak meninggalkan rasa bersalah apapun pada dirimu,” ujarnya. VER       


Difteri, Penyakit Lama Bersemi Kembali

Kenapa penyakit mematikan yang sempat hilang di tahun 1990 itu kembali mengganas di penghujung tahun 2017?

Hanya dalam tempo 11 bulan (Januari-November 2017), paling tidak ditemukan sebanyak 593 kasus difteri di Indonesia.

Di Jawa Barat  saja meledak 123 kasus dengan 13 kematian, di Banten 63 kasus dengan 9 kematian, dan di DKI Jakarta ada 22 kasus yang dilaporkan. 

Sebenarnya difteri itu apa, sih?
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae yang menyerang saluran pernapasan. Gejalanya adalah sakit tenggorokan dan suara serak, sakit menelan, demam, menggigil, pembengkakan pada kelenjar limfe, timbul selaput putih kebiruan -pseudomembran - pada tenggorokan. Komplikasi yang ditimbulkan bisa berupa gangguan pernapasan, gagal jantung, kerusakan syaraf, dan kematian. 

Penyakit ini merupakan penyakit berbahaya dan mudah menular. Ia mampu masuk ke dalam tubuh melalui udara ketika orang batuk, bersin, atau berbicara. Bahkan bisa juga ditularkan jika kontak langsung dengan penderita melalui cairan yang dikeluarkan oleh saluran pencernaan lendir atau ludah, dan luka kulit. Benda yang terkontaminasi bakteri juga bisa ikut menularkan bakteri, lho! Misalnya melalui alat makan, alat minum, dan handuk.

Difteri menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) karena bisa menyerang siapa pun tidak memandang batasan umur. Walaupun sebagian besar menyerang anak-anak, terutama anak di bawah usia 5 tahun, difteri juga bisa menyerang orang dewasa. Ia juga bisa muncul setiap saat tak terbatas pada musim tertentu. 

Kembali Muncul
Sebenarnya, seiring meningkatnya taraf kesehatan masyarakat Indonesia dengan berbagai program pencegahan penyakit seperti imunisasi, beberapa penyakit sudah berhasil dieliminasi, salah satunya adalah difteri. Difteri adalah penyakit lama, yang sudah lama hilang sejak tahun 1990.

Lalu kenapa penyakit yang sudah dinyatakan hilang kembali menyerang masyarakat kita?
Kemungkinan terbesar karena ada pihak yang menularkan, yakni mereka yang tidak pernah mendapatkan imunisasi difteri sama sekali sehingga tubuhnya tidak dapat membentuk anti bodi yang mampu melawan virus. Atau bisa juga disebabkan imunisasi yang diterima tidak lengkap sehingga mengakibatkan kekebalan yang terbentuk belum sempurna dan mudah terkena penyakit difteri tersebut. Seyogianya bayi harus mendapat imunisasi difteri sebanyak tiga kali dan diulang pada usia balita dan anak sekolah.

Virus difteri juga dapat kembali muncul akibat kegagalan imunisasi. Si penerima gagal membentuk kekebalan tubuh karena beberapa sebab. Seperti vaksin yang rusak karena faktor penyimpanan dan pemeliharaan yang salah, prosedur pemberian yang tidak sesuai standar, atau vaksin palsu.

Dengan munculnya KLB Difteri ini, ada juga yang beranggapan bahwa imunisasi tidak tepat sasaran. Apa, iya?
Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenkes dr. M. Subuh mengatakan cakupan imunisasi tetap mencapai sasaran. Pada 2016, immunization coverage sudah rata-rata 92%, 2015 rata-rata 91%, dan 2014 rata-rata 90,5%. Dari hasil persentase ini Subuh sangat yakin bahwa imunisasi sudah mencapai sasaran.

"Adanya KLB difteri tidak berarti imunisasi gagal, justru harus menguatkan program imunisasi rutin," katanya.

Melawan Difteri
Untuk meredam penyebaran difteri, pemerintah pun meluncurkan program ORI (Outbreak Response Immunization) difteri di tiga provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten untuk memutus rantai penularan guna mencegah meluasnya penyakit difteri. Program tersebut dilakukan dengan memberikan imunisasi yang mengandung vaksin difteri, untuk anak usia 1-19 tahun.

Apa saja vaksinnya?
DTP-HB-Hib (Difteri Tetanus Pertusis-Hepatitis B-Haemaphylus Influenza Type B) untuk anak usia 1-5 tahun, DT (Difteri Tetanus) untuk anak usia 5-7 tahun dan Td (Tetanus difteri) untuk anak usia 7-19 tahun. Sedangkan untuk penderita difteri, disiapkan Anti Difteri Serum (ADS).

Apakah vaksin hanya dikhususkan untuk anak-anak? Tentu tidak.
Orang dewasa juga memerlukan vaksin difteri, lho. Sangat memungkinkan seseorang yang sudah disuntik difteri saat kecil akan terserang lagi saat dewasa. Hal tersebut dikarenakan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri, mengingat vaksin difteri hanya mampu memberikan perlindungan selama 10 tahun.

Vaksin yang diberikan untuk orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Vaksin difteri dewasa menggunakan vaksin Td/Tdap. Pemberiannya pun dibedakan menjadi dua jenis. Untuk orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi, harus divaksin tiga kali. Sedangkan yang sudah pernah divaksin, maka hanya divaksin sekali.    

Tanggap Imunisasi, Yuk!

Sebagai orangtua, kita wajib menjaga anak supaya tidak menjadi penderita difteri yang bisa mengancam jiwa anak itu sendiri dan jiwa anak lain. Untuk itu pastikan untuk memberikan imunisasi difteri sejak bayi berusia 2 bulan.

Vaksin diberikannya bersamaan dengan vaksin Pertusis, Tetanus (DPT). Hepatitis B (Hb) dan Hib (Haemophilus Influenza type B) atau lebih dikenal dengan pemberian imunisasi Pentabio. Vaksin diberikan tiga kali saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian pemberian vaksin diulang ketika bayi berusia 18 bulan dan saat anak sudah mencapai usia sekolah dasar. Pemberian imunisasi yang lengkap akan membuat kekebalan menjadi lebih sempurna. 

UMKM Bisa Daftarkan Merek dengan Harga Murah

JAKARTA (PosKota) - Para pemilik UMKM pada saat ini sudah bisa mendaftarkan mereknya dengan tarif yang lebih murah. UMKM hanya perlu mengiku...